Dalam rangka pembelajaran kepedulian terhadap lingkungan sejak dini guna melestarikan lingkungan hidup ciptaan Alloh Sang Maha Pencipta, di SD dan SMP Unggulan AL-YA’LU pada bulan November ini dilaksanakan Green School Festival (GSF).
Tari bapang menyambut tim penilai GSF 2017 di Sekolah Unggulan AL-YA'LU |
Metode utama di Green School Festival kami beri judul Green School MappingJadi bisa disimpulkan metode Green School Mapping sendiri adalah cara untuk mempetakan masalah dan potensi lingkungan hidup di area sekolah.
Juri GSF meninjau inovasi produk pembelajaran lingkungan hidup di SD Unggulan AL-YA'LU |
Pemetaan masalah dan potensi ini dibuat dalam 9 buah peta yang berbeda-beda bahasan isunya. Kemudian dari pemetaan ini dilakukan pembahasan lebih mendetail mengenai apa masalah ataupun potensi yang ada,
Produk inotek karya siswa-siswi SMP Unggulan AL-YA'LU |
Presentasi mapping salah satu issue pokok lingkungan hidup di sekolah oleh siswa SD Unggulan Al-Ya’lu lalu dilakukan pembahasan perencanaan aksi apa yang akan dilakukan untuk mengatasi permasalahan-permasalahan lingkungan hidup yang terpetakan, ataupun untuk peningkatan dari potensi-potensi yang sudah ada.
Adapun 9 isu dalam Green School Festival ini meliputi: (1).Peta Umum Sekolah, (2). Isu Sampah dan Polusi, (3).Isu Energi, (4) Isu Air Dan Limbah Cair, (5). Isu Tanaman Hijau, (6). Isu Resiko, (7). Isu Kantin Sehat. (8). Isu Inovasi Teknologi (9). Isu Literasi dan Publikasi. Seluruh siswa dan guru terlibat dalam pemetaan sembilan isu tersebut.
Yang menarik, selain pembelajaran tentang
lingkungan di sekolah, Green School Festival juga dilombakan antar sekolah di Kota Malang. Di Sekolah Unggulan AL-YA’LU, penilaian oleh tim juri GSF dilaksanakan pada tanggal 15 November 2017. Dua orang juri GSF yang hadir sejak pagi disambut dengan pengalungan bunga oleh siswa-siswi kelas satu, dan tari Bapang, tarian khas daerah Malang oleh siswa-siswi kelas tiga. Penyambutan selanjutnya oleh tim gerak dan lagu, angklung dan tarian dari siswa SMP Unggulan Al-Ya’lu.
Usai penyambutan dewan juri langsung menuju ke stan inovasi karya siswa SD Unggulan AL-YA’LU. Tampak turut dipamerkan adalah Ki Pesat atau Kipas Pemanggang Sate yang baru saja menjadi karya sains terunggul tingkat nasional dalam Kalbe Junior Scientist Award 2017. Ada juga Kommata atau Kompor Matahari yang pada tahun lalu menjadi karya terbaik tingkat nasional dalam Kuark Science Exhibition. Ada pula EsKis atau es krim pakis karya Ahada Angkasa Pura serta Baklor atau bakso kelor. Kedua karya produk inovasi sains terakhir juga pernah diikutkan dalam pameran karya sains nasional di Jakarta.
Penjurian dilanjutkan presentasi 9 issue lingkungan hidup jenjang SD oleh anada Ahmad Kutai Bantani, Ahsin Kamil Hakim dan Ahmad Wiji Nusantara. Di ruang yang sama dilanjutkan presentasi SMP oleh Pravieta Waridati.
Sesi penjurian GSF selanjutnya di halaman untuk melihat mapping per issue dan ekspo karya inovatif SD maupun SMP beserta madingnya. Terakhir pemeriksaan dokumen terkait dengan GSF.
Semarak GSF memang terasa sebagai bagian pembelajaran lingkungan hidup yang menarik. Dengan GSF para siswa dengan guru pembimbingnya memetakan potensi, masalah, maupun alternatif solusinya. Semoga hasil belajar ini menjadikan peserta didik semakin peduli pada lingkungan, tempat belajar, tempat tinggal dan tempat hidup bersama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.